-->
  • MOVIE REVIEW : The Crossing Part 1


    Saya kecewa!. Itu yang mau saya bilang di awal. Kalo nggak mau nerusin baca, silahkan. Kalo penasaran kenapa saya kecewa, monggo lah baca curhatan ini :v

    Nama - nama besar (ada Huang Xiaoming, Takeshi Kaneshiro *aaakkk~*, Zhang Ziyi, Song Hye-kyo) di jajaran pemain membuat saya memilih film ini *pilihannya kemaren liat ini atau Night at The Museum, yang udah di spoiler jelek ama seorang teman*. But hey, cerita tetap penting, gambar tetap penting, ayolah -_-

    Film ini berlatar revolusi china di tahun 1940, tentang bagaimana dampak perang terhadap para tentara dan keluarganya, dengan orang - orang dicintainya. Bagaimana ketika hanya sekitar 50 tentara yang selamat ketika itu, dan bagaimana kehidupan mereka setelahnya. A bloody clash between Nationalist and Japanese troops become this movie kicks off, dan.. darahnya itu loh, bikin saya inget abang tukang bakso *ouch*, ledakannya juga terlihat nggak nyata *ouch2*


    Meskipun film ini tentang sejarah, tentang perang, tapi kisah cinta di dalamnya agak lebih menonjol menurut saya. Ada kisah cinta antara Lei Yifeng (Huang Xiaoming) dan Yunfen (Song Hye-kyo), antara Zekun (Takeshi) dan Masako (Masami Nagasawa), atau pun tentang Tong Daqing(Tong Dawei) dan Yu Zhen (Zhang Ziyi).


    Lei Yifeng, seorang jenderal yang selamat dari perang tersebut bertemu dengan Yunfen, seorang anak pemilik bank di suatu perayaan. Yunfen yang kala itu sedang bermain piano dan tidak nyaman dengan sepatunya membuat Yifeng jatuh hati padanya. Dari kisah mereka, kita jadi bisa lihat bagaimana kehidupan orang berada di era itu. Dan juga, kisah ini yang paling menonjol sepanjang film.


    Sementara Zekun *Takeshi oh Takeshi*, seorang Taiwanese yang jadi dokter yang tersisa dari perang tersebut punya kisah cinta yang lain. Dia memiliki kekasih seorang Japanese, Masako. Dan mereka berkeinginan untuk bertemu, tapi sulit sekali di masa perang, dan isu perbedaan negara membuat ibu Zekun tanpa diketahui juga menghalangi hubungan mereka. 


    Lain lagi dengan Tong Daqing, bawahan dari Yifeng dengan Yu Zen, seorang volunteer untuk korban perang. Daqing memanfaatkan Yu Zen untuk jadi istri pura - puranya di foto demi mendapatkan tiket makan, tapi malah berakhir dengan jatuh cinta setelah mereka makan bersama. Sementara Yu Zen sebenarnya masih mengharapkan kekasih lamanya *yang entah siapa* yang tidak kunjung kembali dari perang. Tapi Daqing dan Yu Zen harus terpisah karena adanya perang, selama itu pula foto "suami-istri" mereka tetap bersamanya, dan Daqing juga menulis surat untuk Yu Zen :) 

    Daqing dan Yifeng memiliki hubungan karena berada di satu satuan, dan mereka sama - sama terpisah dari orang yang dicintainya. Di masa perang yang kedua (dengan komunis), diceritakan istri Yifeng, Yunfen dipindah ke Taiwan demi keselamatan Yunfen dan bayinya, sementara Yu Zen tetap berada di Shanghai. 


    Keberadaan Yunfen di Taiwan ternyata menempati rumah bekas tempat tinggal Masako. Di rumah inilah benang merah antara Masako dan Zekun terungkap, dengan "bantuan" Yunfen. *eniwei, halaman rumahnya keren! *salah fokus

    Sementara di Shanghai, Yu Zen yang tidak memiliki kemampuan yang mumpuni berakhir dengan pekerjaan "kotor" yang tidak pernah ada dalam bayangannya. Sambil terus mencari kekasih *yang entah siapa itu* diantara para korban perang.


    Kembali ke medan perang. Kesatuan yang dipimpin oleh Yifeng ini merupakan satu kesatuan yang keukeuh untuk tidak menyerah kepada komunis. Tanpa tahu bagaimana keadaan kesatuan yang harusnya membantu mereka (aak, pengen spoiler!). Sehingga mereka terombang ambing, hampir mati kelaparan dan kedinginan, bahkan Yifeng harus menembak mati kudanya untuk makan anggotanya *hiks*

    Bagaimana akhirnya nasib perang Yifeng dan Daqing? Apakah Yifeng akan kembali Yunfeng? Apakah Zekun akan bertemu dengan Masako? Ato siapa sebenarnya yang dicari oleh Yu Zen? Jawaban pertama dan kedua bisa diperoleh di part 1 ini, sisanya, mungkin ada di part 2 *ouch3, saya baru tau kisah ini dibagi 2 part --"*

    ouch, ouch2, dan ouch3 merupakan beberapa kekecewaan saya. Selain itu, ceritanya menurut saya datar - datar saja *ouch4*. Tapi, ketika beberapa bintang dari beberapa negara digabungkan, menonton karya mereka tidak ada salah nya. Just, don't expect too high *ketawa kunti*

    -iMa
  • You might also like

    2 comments:

    1. Nice review, I agree..bagi seseorang yang sering menonton film pasti tau kelemahan setiap film, meski hanya secuil..dan secuil itu "mengobok-ngobok" hati kalau tidak dilampiaskan :D

      ReplyDelete
      Replies
      1. Hai Nomat, terima kasih udah baca curhatan ini :p.

        Delete