Ini bukan soal presentasi ataupun sinetron di TV yang tayang di bulan Ramadhan ini. Weits, btw, happy fasting sodara – sodara :D. Tapi, ini suatu singkatan yang aku tak tahu ditemukan oleh siapa, tapi yang pasti sering ditemui di bulan Ramadhan ini :). Para Pemburu Takjil, hha.
Biasanya aku hanya mendengar cerita, apalagi di kalangan anak kos atau kuliahan. Saat bulan Ramdhan seperti saat ini, seperti dimanapun pada umumnya *entah sih di luar negeri ada juga apa nggak* yang pasti di Indonesia, beramal di bulan Ramadhan salah satunya dilakukan dengan memberikan takjil gratis di masjid –masjid.
Lha, kebiasaan ini *mungkin* awalnya ditujukan kepada orang yang sedang dalam perjalanan dan memutuskan untuk singgah ke masjid. Karena itu lah, untuk ‘membantu’ mereka *para musafir itu* diberikanlah takjil gratis.
Pada akhirnya, pemberian takjil gratis ini mubazir kalo cuma untuk orang yang sedang dalam perjalanan ya? Karena itulah, akhirnya, banyak orang yang memanfaatkan dengan berbuka di masjid dan mendapat makanan gratis, hho.
Daann, setelah sekian lama hanya mendengar cerita dari mulut ke mulut masuk telinga kanan keluar telinga kiri, akhirnya *!nsert mode : on* aku mencoba menjadi salah seorang PPT, yeah!!
Jadi ceritanya, kemarin itu, aku dan beberapa teman partner-in-crime-ku setelah simulasi untuk IPMB (nggak semua sih, ada yang selesai rapat, ada yang selesai nyari bahan, ada yang geje di kampus karena kangen ;p) merasakan bahwa maghrib semakin dekat. Kemudian, muncul ide untuk mencari takjil dan buka bersama, yang kemudian dirasa bahwa mencari yang gratisan merupakan ide yang bagus *nasib anak kos*. Setelah mbulet mbleketek mbleketek, akhirnya kita meluncur ke TKP dengan 4 sepeda motor ( karena 3 orang include aku merupakan penebeng sejati ;p).
Bingung – bingung pas sampai di TKP, kata beberapa teman yang sudah pernah merasakan *atau mungkin terbiasa?* menjadi PPT, untuk TKP ini kita membutuhkan kupon yang nantinya di tukar dengan makanan, lha tapi, ini gimana cara dapat kuponnya? Akhirnya, malah masuk masjid nggak jelas. Untungnya, kita bertemu dengan 2 orang teman *sebut saja Santo dan Adi, nama sebenarnya ;p* yang memberitahukan dimana tempat kita bisa mendapat kupon. Tak disangka – sangka, ternyata orang yang membagi kupon itu adalah bapak penjaga kantin kampus yang aku tak tahu namanya *parah, padahal udah 2 semester ==”*, kita pun mendapat 7 kupon orange itu dan kembali ke masjid dengan perasaan gembira :DD.
Masalah muncul ketika adzan mulai berkumandang, kita bertujuh bertanya – tanya, ‘mana takjilnya?’, ‘ini prosedurnya kayak apa sih?’, karena bingung, kita pun keluar masjid menuju toko yang ada di depan TKP untuk membeli minuman. Dasar PPT amatiran, ternyata di sediakan air minum galonan di TKP, ulala, wkwk. Usai minum, kita akhirnya sholat maghrib.
Pertanyaan selanjutnya muncul lagi, ‘terus kupon ini ditukar dengan apa?dimana’. Bingung – bingung, nggak ada yang tahu. Mengikuti suara hati dan langkah kaki, kita akhirnya menuju sisi lain masjid dan menemukan solusinya *baca: makanan yang ada di streofoam*, uyee.
Untuk pertama kalinya buka puasa di masjid, untuk pertama kalinya menjadi PPT, untuk pertama kalinya mendapat buka gratis tanpa biaya *yang diperlukan cuma sabun untuk cuci tangan ;p*. Dan semua itu ditutup dengan makan tape *yang juga gratisan, diberi oleh Big Bro yang baik :D*.
Waktu kejadian : 16 Agustus 2010 sekitar pukul 17 WIB
TKP : Asrama Haji Sukolilo Surabaya
Partner in Crime : Hancy (alias Adrianti K.W), Peh (alias Fitria P.D), Zui (alias Mirda C.P), Mando (alias Manda S.), Oges (alias Nasita R.), dan mbak – mbak PSDM (alias April F.)
Ehm, hati riang semua senang :*.
-iMa
-
PPT, a true story.. Anonymous Tuesday, August 17, 2010
You might also like
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments:
Post a Comment