"Aku berhenti, Saka. Aku menyerah.", kata Meila pada
Saka, lebih kepada dirinya sendiri.
"Kau tahu Saka, pada akhirnya kita memang tidak bisa memaksa
seseorang untuk menyukaimu.", lanjutnya.
'Aku tahu Mei, seperti aku yang tidak bisa memaksamu menyukaiku', kata Saka dalam hati.
***
Apa aku jahat?
Meila..
Dia perempuan yang baik.
Dia juga punya wajah yang manis, meski tidak terlalu cantik.
Dia berasal dari keluarga baik - baik pula, cukup kaya sehingga
dia tidak pernah memintaku mentraktirnya seperti perempuan lain.
Dia pintar, kau pasti dapat melihat dari jabatan apa yang
disandangnya dengan umur semuda itu.
Dia bahkan menyiapkan makanan untukku setiap hari, meski dia
berkilah kalau dia hanya terlalu banyak memasak.
Dia orang yang dengan baiknya menanggapi omonganku, bahkan ketika
aku bercerita tentang perempuan - perempuan lain, dia dengan santainya malah
mengomentari kalau perempuan itu pantas untukku.
Apa dia tidak cemburu?
Yah, aku tahu dia menyukaiku sebagai lelaki, bukan sekedar teman
biasa. Meski dia tidak pernah mengatakannya.
Tapi, kenapa aku tidak bisa mengganggapnya sebagai perempuan yang
nantinya bisa menghabiskan sisa hidupnya denganku? Belum.. kadang kuyakinkan
pada diriku sendiri kalau aku pasti akan bisa menyukainya. Aku sudah terlalu
terbiasa melihatnya berkeliaran tiap hari di depanku.
Tapi, kenapa ini terlalu sulit? Dia bahkan sudah sesempurna itu?
Oh Adit, apalagi yang kau harapkan?
***
P.S : ada hubungannya dengan Jatuh Cinta. Mungkin suatu hari ini
bakal ada cerita lengkapnya. :D
Judulnya terinspirasi ama cerita di wattpad, haha :p
-iMa
No comments:
Post a Comment