credit : +Fitria Perdani
Sidang telah terlewati, revisi pun sudah, wisuda sudah di depan mata. Lalu kalau kamu bertanya padaku apa aku bahagia? Tentu saja aku akan menjawab : 'IYA'! Apa kamu tidak melihat sekarang aku sudah memasang tampang penuh senyum? Hoho, setelah bulan - bulan terakhir ini habis untuk berkencan dengan Netbeans~, I'm feeling FREEEE!! :)
Masalahnya, ini dunia nyata. Selalu ada ketidakbahagiaan diantara kebahagiaan, life is not perfect, right? Dan aku tidak pernah siap. Tidak, meski aku sudah mengetahui semua jadwal itu. Ada satu hal yang terpaksa kuterima mentah - mentah : aku akan berpisah dengan ADT. :(((( Rasanya seperti kembali ke usia balita lalu seseorang merebut boneka teddymu karena kamu harus beranjak dewasa. Mengejutkan. Menampar.
Belum lagi pertanyaan yang kemudian datang bertubi - tubi. 'Lalu abis ini ngapain?', 'S2? Kerja? Atau nikah?' Uh-oh, bahkan ternyata aku sudah sampai pada umur untuk ditanyai hal semacam ini. God! Sudahlah, anggap saja kamu tidak menanyakan hal ini juga, karena aku sedang tidak ingin menjawabnya. Mari beralih ke perpisahan-dengan-ADT ini, hmm *sedih lagi*
Bahas ini sebenarnya membuat suasana mendadak melankolis, merasakan bagaimana seperti terlempar ke suatu lorong waktu yang menampilkan slide-slide kehidupan masa lalu. Mengingat proses bagaimana aku mulai mengenal mereka, akrab satu sama lain, bertengkar, menangis, tertawa bersama mereka. Bagaimana juga, sudah ada lebih dari 1460 hari yang aku lalui bersama mereka. Bagaimana aku menyebutnya? Kebiasaan? Ya, bersama mereka itu kemudian menjadi suatu kebiasaan, dan kamu tahu kan sesulit apa mengubah kebiasaan? Dan aku dipaksa untuk mengubah kebiasaan! Aku tidak rela!
1460 hari, boleh lah kalau ku sebut mereka itu salah satu 'keluarga' favoritku. Frekuensi bersama mereka bahkan melebihi pertemuanku dengan keluarga sendiri. Tidak jarang mereka bahkan ada di depan mata sejak bangun sampai tertidur kembali. Kemudian aku hanya takut, apa aku akan bertemu dengan 'keluarga' lain yang sebaik mereka? Apa aku akan bisa bertengkar, menangis, dan tertawa seperti aku dengan mereka? Apa mereka akan berbeda nantinya? Atau justru aku yang berubah?
Tapi aku bukan balita yang menangis terus - menerus setelah boneka teddyku diambil. Yang kuperlukan sekarang hanya menerima. Menerima kenyataan yang terjadi. Berpikiran baik mengenai hal - hal yang kutakutkan. Merelakan diri untuk berpisah dengan mereka. Satu hal yang pasti, mereka selalu menjadi rumah, dan kapan pun itu, rumah akan selalu jadi tempat untuk kembali. Ah.
I love you, gaes :*. Thank you for EVERYTHING :)
-iMa♥
You're welcome ...
ReplyDelete