Aku
nggak tau apa ini terjadi pada semua orang yang sedang berada di luar
kotanya sendiri, baik untuk sekolah slash kuliah slash kerja slash
mengikuti suami *halah* yang notabene nggak punya masalah di
rumahnya. Tapi kalau aku sih, sejak kuliah, rasa - rasanya hal ini
selalu terjadi, haha.
Pulang ke rumah. Itu jadi agenda wajib setiap weekdays berakhir buatku. Aku akan rela - rela saja berebutan buat naik bus antar kota yang selalu membludak jumlah penumpangnya di akhir minggu, rela - rela saja terlambat sampai di rumah karena bus yang menghilang dari peredaran, rela - rela saja menunda berbuka sampai isya menjelang. Dan.. itu dulu. Apa sekarang aku jadi nggak pulang - pulang? Jawabannya : aku jadi lebih sering pulang! *wink*
Di
tengah bulan ramadhan yang selalu terasa berbeda setiap tahun, aku
memutuskan untuk pulang ke rumah dua kali seminggu. Itu berarti aku
akan kembali ke Surabaya hari senin, pulang ke rumah hari rabu, balik
lagi hari kamis, dan berakhir pulang ke rumah di sabtu siang, hahaha.
Ah
sudahlah dengan segala omongan kalo aku terlalu banyak pulang, anak
mami, atau apalah. Percayalah, ketika ada jauh dari rumah, keinginan
untuk pulang akan jauh berlipat ganda, suatu hari nanti kalian akan
mengalaminya, semoga *eh*.
Lalu,
apa alasan untuk pulang ke rumah sebenarnya? mungkin jawaban yang
tepat itu memenuhi kebutuhan jiwa *dan raga! :p*. Terlalu sulit
mencari jawaban lain, hanya saja perasaan akan jauh lebih baik,
pikiran akan kembali ke jalan yang benar ketika berada di rumah,
buruk sangka dan kehilangan nafsu makan akan menghilang ketika
mendengar tawa keponakan secara langsung. Berada diantara orangtua
dan saudara-saudaramu meski hanya dalam hitungan jam itu membuktikan
betapa sederhananya cara membuat diri sendiri bahagia. Itu nggak bisa
digantiin deh dengan texting, nelpon, atau video calling
tiap hari :)
" Dan jika suatu saat buah hatiku, buah hatimu untuk sementara waktu pergi. Usahlah kau pertanyakan kemana kakinya akan melangkah. Kita berdua tahu, dia pasti pulang ke rumah. " (Banda Neira - Di Beranda)
Tapi
tapi.. khusus buat bulan ramadhan ini sih aku punya alasan lain.
Sebagai seorang muslim, yang kerjanya di perusahaan yang muslimnya
bisa dalam angka yang tidak terlalu besar, rasanya menjalani ramadhan
tidak berasa ada di bulan suci ini :(. Saat kamu puasa sendirian,
teman - temanmu makan siang, saat kamu mengaji sendirian, saat kamu
ke masjid dengan tanpa seorang pun yang kamu kenal. Itu rasanya berat
*nangis*, sekaligus menguatkan untuk lebih taat kepada Tuhan. Yeah!
fighting!
Dan
tiba - tiba sudah berada di ujung ramadhan. Kalau kata seorang teman
itu pulang ke rumah antara bahagia dan juga menyakitkan karena kita
tahu kapan ujung dari kepulangan kita, sepertinya aku jadi ketagihan
buat sering - sering pulang. Well,itu terasa benar, kita nggak
akan pernah tau kan kapan kita nggak bisa pulang, suatu hari nanti?
-iMa
No comments:
Post a Comment